Secara umum generasi terdahulu merupakan generasi yang
lebih baik daripada generasi kemudian. Sikap dan pendapat mereka sama sekali
berbeda dengan golongan yang meninggalkan sunnah dan mengikuti bid'ah. Golongan
yang mengikuti bid'ah berpendapat bahwa di dalam perbuatan-perbuatan bid'ah itu
ada kebaikannya. Hal ini bertentangan dengan beberapa bahaya bid'ah yang sudah
jelas, antara lain:
1.
Perbuatan bid'ah akan merusak aqidah dan
amaliyah, maksudnya menjadikan hati rusak sehingga tidak lagi merasa perlu
kepada sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Bahkan ada orang yang rajin
melakukan perbuatan-perbuatan bid'ah, tetapi tidak rajin melakukan pada
perbuatan sunnah.
2.
Kalangan tertentu ada yang lebih mengutamakan
perbuatan-perbuatan bid'ah daripada perbuatan-perbuatan yang wajib atau sunnah,
sehingga keyakinan mereka terpengaruh oleh perbuatan bid'ah yang biasa
dilakukan. Di antara mereka ada yang melakukan bid'ah dengan ikhlas dan penuh
ketekunan, tetapi tidak demikian halnya ketika melaksanakan perbuatan yang
wajib atau sunnah. Sehingga seolah-olah ia melaksanakan perbuatan bid'ah itu
sebagai ibadah, sedangkan hal-hal yang wajib atau sunnah dianggapnya hanya
sebagai adat kebiasaan. Hal semacam ini jelas bertentangan dengan agama. Dengan
melakukan perbuatan bid'ah mereka akan terjerumus, sehingga tidak lagi
melakukan hal-hal yang wajib atau sunnah, seperti beristighfar, memohon rahmat,
thaharah, khusyu', memenuhi undangan, merasakan manisnya bermunajat dengan
Allah dan perbuatan-perbuatan baik lainnya. Sekiranya mereka tidak terjerumus
dalam perbuatan bid'ah, sudah tentu dia akan melakukan hal-hal wajib atau
sunnah dengan sempurna.
3.
Menjalankan hal-hal yang bid'ah dapat
menimbulkan adanya anggapan bahwa yang ma'ruf itu mungkar dan yang mungkar itu
ma'ruf. Dampaknya adalah sebagian besar manusia menjadi bodoh terhadap agama yang
dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan tersebar luasnya benih-benih
kejahilan.
4.
Dapat menyebabkan timbulnya perbuatan-perbuatan
yang dibenci syari'at, misalnya: menunda berbuka, menunda shalat 'Isya' sampai
akhir waktu sehingga hatinya tidak khusyu' karena melakukannya dengan
tergesa-gesa, melakukan sujud lagi sesudah salam padahal dia tidak lupa,
membaca dzikir dan wirid yang tidak ada dasar atau dalilnya atau melakukan
hal-hal buruk lainnya. Hal-hal semacam ini tidak akan disadari kecuali oleh
orang yang hatinya bersih dan akalnya jernih.
5. Menyesatkan seseorang dari mengikuti
Sunnah dan menyimpang dari jalan yang lurus. Hal ini karena dalam hatinya
terjangkit sejenis penyakit sombong atau kibr, sehingga lebih senang menyimpang
dari tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam kapan pun ada
peluang. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Abu 'Utsman An Naisaburi:
"Seseorang tidak akan meninggalkan sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam kecuali karena
perasaan sombong dalam hatinya." (Tahqiqul Ashl, 2/212).
Perbuatan bid'ah
ini kemudian menjadi sebab munculnya sifat-sifat buruk lainnya, sehingga tidak
lagi bersungguh-sungguh dalam mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan demikian,
hatinya menjadi congkak dan imannya menjadi lemah yang menyebabkan agamanya
menjadi rusak atau hampir rusak, sebagaimana firman Allah pada surah Al Kahfi
ayat 104:
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ
يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
"
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka
berbuat sebaik-baiknya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar