ALLAH TIDAK BERMAKSUD UNTUK MEMBINASAKAN-MU
Diantara deskripsi yang paling bagus tentang hakikat kesabaran adalah apa yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah - رَحِمَهُ اللَّهُ - didalam pembukaan bukunya Al-Waabilus Shayyib:
"Hakikat kesabaran adalah:
1️⃣ Menahan jiwa dari membenci terhadap apa yang telah ditakdirkan,
2️⃣ Menahan lisan dari mengeluh,
3️⃣ Serta menahan anggota tubuh dari berbuat maksiat; seperti menampari wajah, merobek-robek baju, menjambak rambut, dan lain-lain."
Kemudian beliau melanjutkan:
"...فَإذَا قَامَ بِها الْعَبْدُ كَمَا يَنْبَغِي اِنْقَلَبَ الْمِحْنَةُ فِي حَقِّهِ مِنْحَةً،"
"... Maka jika seorang hamba melaksanakan tiga hal diatas sebagai semestinya, bencana seakan berbalik menjadi hadiah untuknya,"
"وَاسْتَحَالَتِ الْبَلِيَّةُ عَطِيَّةً،"
"dan cobaan akan berubah menjadi pemberian,"
"وَصَارَ الْمَكْرُوهُ مَحْبُوبًا."
"serta hal yang tadinya dibenci akan menjadi disukai."
"Karena Allah Ta’ala tidaklah menguji sang hamba untuk membinasakannya, akan tetapi untuk menguji kadar kesabaran dan penghambaannya. Sebab Allah mempunyai hak atas hamba-Nya untuk diibadahi pada waktu sempit, sebagaimana Dia berhak untuk diibadahi pada waktu lapang.", selesai kutipan beliau.
Referensi:
https://binbaz.org.sa/audios/845/01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar