TITIAN SALAF

"Syiarkan Sunnah, Kikis Bid'ah". Mencukupkan Diri Dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Mengikuti Pemahaman Generasi Terbaik Para Sahabat Radhiyallahu’anhum

Breaking

Minggu, 06 Oktober 2019

Amar Ma'ruf Nahi Munkar Dengan Ilmu, Sikap Lemah Lembut dan Sabar.


Amar ma'ruf nahi munkar - sebagaimana menurut Al-Fudhail bin Iyadh, -semoga Allah memberi rahmat kepadanya- merupakan amal paling ikhlas dan benar. Bila amal itu dilakukan dengan ikhlas tapi tidak benar, ia tidak diterima. Sebaliknya, bila amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak diterima sampai ia ikhlas dan benar.

Amal ikhlas adalah amal yang dimaksudkan untuk Allah dan amal yang benar, amal yang sesuai dengan tuntunan sunnah Rasul. Maka amal salih harus diniatkan untuk memperoleh keridhaan Allah. Sebab Allah tidak akan menerima amal kecuali amal yang diniatkan untuk mendapat keridhaan-Nya semata. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits (qudsi) yang shahih dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda:

Allah berfirman: "Aku adalah sekutu yang paling sangat tidak membutuhkan persekutuan. Siapa yang melakukan suatu amal, di mana selain Aku disekutukan (diniatkan juga untuk sesuatu di samping Allah), maka Aku bebas daripadanya (tidak menerimanya). Amal itu seluruhnya untuk sesuatu yang dipersekutukan itu." (H.R. Ibu Majah). 

Itulah tauhid yang jadi pokok agama Islam, agama Allah yang dengannya Dia mengutus semua Rasul-Nya dan untuk-nyalah Dia menciptakan makhluk. Ia hak Allah yang diwajibkan kepada semua hamba-Nya agar beribadat (menyembah) kepada-Nya, dan tidak mempersekutukan dengan selain-Nya. 

Ilmu Dasar Amal Salih

Amal tidak dikatakan shalih jika dilakukan tanpa ilmu dan pemahaman. Sebagaimana Umar bin Abdul Al-Aziz -semoga Allah ridha kepadanya- pernah berkata:

"Siapa yang ibadat kepada Allah tanpa suatu ilmu, akan lebih banyak memberikan mafsadat daripada maslahat nya".

Juga dalam hadits riwayat Mu'adz bin Jabal -semoqa Allah ridha kepadanya:

"IImu adalah pemandu (imam) amal, dan amal itu pengikutnya."

Itu jelas. Sebab niat dan amal jika tanpa ilmu, ia merupakan kebodohan dan kesesatan serta mengikuti hawa nafsu. Ini bedanya pengikut tradisi jahiliyah (ahlul-Jahiliyah) dan pengikut Islam (ahlul-Islam). Karena itu harus ada pengetahuan terhadap yang ma'ruf dan yang munkar, serta dapat membedakan keduanya. Juga harus ada pengetahuan tentang keadaan orang yang disuruh dan dilarang.

Akhlak Mulia dan Sabar

Allah Ta'ala menjelaskan sifat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang lemah lembut dan tidak kasar. 

“Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu.” [Q.S. Ali Imran : 159]

Amar ma'ruf nahi munkar harus dengan cara halus. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam pernah bersabda:

"Tiadalah sikap halus dalam suatu hal melainkan memperbagus sesuatu itu; dan tiadalah sikap kasar dalam suatu hal melainkan hanya memperburuknya." (R.H.Muslim)

Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang lain:

"Allah bersifat sangat halus, menyukai sikap halus dalam semua urusan; dan Dia memberi karena sikap halus itu, sesuatu yang tidak akan Dia berikan karena sikap kasar." (H.R Muslim).

Melakukan amar ma'ruf nahi munkar harus dengan sifat hilm (mampu menahan emosi) dan tabah (sabar) terhadap setiap gangguan, sebab ia mesti menemui gangguan. Jika tidak hilm dan sabar, akan lebih banyak membawa mafsadat daripada maslahat. 

Dalam cerita Al-Qur'an, Luqman berkata kepada putranya:

"Hai anakku, dirikan shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma'ruf dan cegahlah (mereka) dari yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yng demikian itu termasuk hal-hal yang di wajibkan (oleh AIIah)." (Q.S. Lukman :17).

Dalam surat Al-Muddatstsir Allah berfirman:

"Hai orang yang berselimut,
bangunlah, lalu beri peringatan!
dan Tuhanmu agungkanlah,
dan pakaianmu bersihkanlah,
dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)memperoleh balasan) yang lebih banyak.
Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah." (Q. S. Al-Muddatstsir: l-7).

Allah memulai ayat-ayat risalah (kerasulan)-Nya kepada makhluk dengan menyuruh memberi peringatan, dan mengakhirinya dengan menyuruh sabar. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

"Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhi mereka dengan cara baik." (Q.S. Al-Muzzammil:10) 

"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. " (Q.S. Hud: 115).

Karena itu, dalam tugas kewajiban amar mu'ruf nahi munkar harus ada tiga hal: ilmu, sikap halus dan sabar. Ilmu harus sudah dimiliki sebelum melakukan tugas kewajiban amar ma'ruf nahi munkar; sikap halus harus bersamaan dengan pelaksanaan tugas; dan sifat sabar sesudah pelaksanaan tugas, meski sebenarnya ketiganya harus ada dalam semua keadaan. Hal tersebut sebagaimana bersumber dari atsar dari sebagian orang-orang salaf yang diriwayatkan secara marfu' -diceritakan oleh Al-Qadhi Abu Ya'la dalam kitab Al-Mu'tamad:

'Tidak boleh melakukkan amar ma'ruf nahi munkar kecuali orang yang paham (punya ilmu) tentang apa yang ia suruhkan, paham tentang apa yang ia cegah, bersikap halus dalam apa yang ia suruh dan cegah, dan bersifat hilm (sabar) dalam apa yang ia suruh dan cegah. 

Wallahu Ta’ala A’lam. 

Dinukil dengan beberapa penyesuaian bahasa dari buku: Amar Ma'ruf Nahi Munkar ( Perintah kepada kebaikan larangan dari kemungkaran) hal 101 - 109, 
Buah karya: Syaikhul lslam lbnu Taimiyyah
Penerjemah: Akhmad Hasan
Dicetak dan diterbitkan Oleh: Departemen Urusan Keislaman, Wakaf, Da'wah dan Pengarahan Kerajaan Arab Saudi. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar