TITIAN SALAF

"Syiarkan Sunnah, Kikis Bid'ah". Mencukupkan Diri Dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Mengikuti Pemahaman Generasi Terbaik Para Sahabat Radhiyallahu’anhum

Breaking

Senin, 12 Juli 2021

Senin, Juli 12, 2021

Apa Bekal Yang Sudah Kamu Siapkan?



Apa yang sudah dipersiapkan ketika kiamat semakin dekat?


حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ قَالَ حَدَّثَنِي حُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ قَالَ حَدَّثَنِي ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ مَا قَدَّمْتَ لَهَا قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

Telah bercerita kepada kami Zaid bin Al-Hubab berkata, telah bercerita kepadaku Husain bin Waqid berkata, telah bercerita kepadaku Tsabit al-Bunani berkata, telah bercerita kepadaku Anas bin Malik, seseorang berkata, wahai Rasulullah, kapan kiamat? Rasulullah ﷺ) bersabda, "Apa yang kau telah persiapkan?". Dia menjawab, cinta Allah dan rasul-Nya. Rasulullah ﷺ menjawab, " Kamu bersama yang kau cintai". [HR Ahmad: 12574]

Sahabat Nabi Radhyallahu'anhum adalah pribadi-pribadi dengan pandangan maju dan cerdas

Diantara tanda-tanda kecerdasan para sahabat adalah bertanya bagaimana ibadah harus dilakukan ketika zaman fitnah [fitnah dajjal] datang.

يَا عِبَادَ اللَّهِ اثْبُتُوا قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لُبْثُهُ فِي الْأَرْضِ قَالَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي هُوَ كَسَنَةٍ أَيَكْفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ قَالَ لَا اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ

Wahai hamba Allah, bersikap teguhlah kalian (berpegang teguh atas islam dan berhati-hati dari fitnah Dajjal). Kami bertanya "Wahai Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di muka bumi ? "Empat puluh hari" Tukas Nabi. Sehari ada yang bagaikan setahun, ada yang bagaikan sebulan, ada yang bagaikan sejumat (sepekan), ada yang bagaikan hari-hari biasa, bagaikan hari yang kalian kenal. Kami semua bertanya " Wahai Rasulullah, sehari yang bagaikan setahun, apakah kami cukup shalat sehari semalam saja ? Rasulullah menjawab "Oh tidak, namun taksirlah saja dengan cara seksama." [HR.Ahmad: 16971]

Tentukan prioritas

Tidak terlalu penting banyak terlibat dalam kasak kusuk, berita yang sedang viral, menghabiskan waktu untuk situasi rusuh saat ini dan mungkin situasi bergejolak di masa yang akan datang.
Jauh lebih penting mempersiapkan diri ketika menjumpai banyaknya fitnah2 di akhir zaman dengan bekal ilmu supaya tidak terbawa arus fitnah di akhir zaman tersebut.
Sesuatu yang dikhawatirkan adalah bahwa seseorang merasa perlu terlibat dalam suatu huru hara sehingga dia menenggelamkan diri masuk terlalu jauh dalam gejolak tersebut namun berakhir penyesalan. Bisa saja karena sebenarnya dia tidak punya ilmu tentang masalah tersebut, atau terburu-buru dalam menghukumi masalah tersebut.

Nasehat dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang Mulia ketika menghadapi fitnah (Dajjal).

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ مِنْهُ فَإِنَّ الرَّجُلَ يَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَلَا يَزَالُ بِهِ لِمَا مَعَهُ مِنْ الشُّبَهِ حَتَّى يَتَّبِعَهُ

Dari 'Imran bin Hushain dari Nabi ﷺ beliau bersabda, "Barangsiapa mendengar Dajjal, maka menjauhlah darinya karena seseorang yang menemuinya akan mengira bahwa dia orang beriman, dan dia terus seperti itu hingga orang tersebut mengikutinya." [HR Ahmad: 19029]

Seseorang yang terjerumus sehingga akhirnya mengikuti Dajjal pada awalnya merasa bahwa dia mampu lolos dari fitnah Dajjal namun pada akhirnya dia malah menjadi pengikut Dajjal.

Kalau sekarang kita tidak mampu lolos dari fitnah2 yang banyak di sekitar kita bagaimana kita akan lolos dari fitnah Dajjal. Yang mana fitnah Dajjal adalah fitnah terbesar, terberat bagi manusia.

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنْ الدَّجَّالِ

Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak ada wujud manusia sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang lebih besar dari Dajjal." [HR Muslim: 5239]

Dalam riwayat lain disebutkan

  قَالَ
وَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَاللَّهِ مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ أَمْرٌ أَعْظَمُ مِنْ الدَّجَّالِ

[Hisyam bin 'Amir] berkata; saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Sejak Adam dicipta sampai terjadi hari kiamat, tidak ada perkara yang lebih besar daripada Dajjal." [HR Ahmad: 15666]

Wallahu Ta'ala A'lam, semoga Allāh jaga dan selamatkan kita dari fitnah akhir Zaman dan fitnah Dajjal. Aamiin..

Sabtu, 10 Juli 2021

Sabtu, Juli 10, 2021

Tujuh Dosa Besar Yang Membinasakan. Dosa Besar Yang Pertama Yaitu Syirik

 


Kabair terbesar adalah syirik, mempersekutukan Allah. Syirik ada dua;

Pertama menjadikan sesuatu sebagai tandingan bagi Allah dan atau beribadah kepada selain-Nya, baik itu berupa batu, pohon, matahari, bulan, nabi, guru, bintang, raja, atau pun yang lain. Inilah syirik besar yang tentangnya Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ


Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (An-Nisa': 48 dan 116)

إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ


Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13)

 

إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ


Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. (Al-Maidah: 72)

Dan masih banyak lagi ayat yang berhubungan dengan masalah ini. Barangsiapa mempersekutukan Allah lalu mati dalam keadaan seperti itu sungguh ia termasuk penghuni neraka. Seperti halnya seseorang yang beriman kepada Allah lalu mati dalam keadaan seperti itu maka ia termasuk penghuni surga, walaupun mungkin diadzab di neraka terlebih dulu. Rasulullah bersabda,

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قُلْنَا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى قُلْتُ لَا يَسْكُتُ

Maukah kalian aku beritahukan apa kabair yang paling besar?” (Beliau mengulang tiga kali) Para sahabat menjawab; "Tentu wahai Rasulullah." Lalu Rasulullah bersabda: "Yaitu menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua." -ketika itu beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya: "Perkataan dusta dan kesaksian palsu, perkataan dusta dan kesaksian palsu." Beliau terus saja mengulanginya hingga saya mengira beliau tidak akan berhenti." [HR. Bukhariy: 5519]

Rasulullah bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang memusnahkan.” Beliau menyebutkannya dan diantaranya adalah syirik. 

Beliau juga bersabda:

مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ

"Barangsiapa mengganti agamanya (murtad) bunuhlah ia. [HR. Ibnu Majah: 2526]

 

Kedua, menyertai amal dengan riya'. 

Yang dimaksud riya’ adalah melakukan suatu amalan agar orang lain bisa melihatnya kemudian memuji dirinya. Termasuk ke dalam riya’ yaitu sum’ah, yakni melakukan suatu amalan agar orang lain mendengar apa yang kita lakukan, sehinga pujian dan ketenaran pun datang.

Allah berfirman, "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabbnya." (Al-Kahfi: 110)

Maksud dari janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya' hendaknya tidak menyertakan riya' bersama amalnya. Di dalam musnad Imam Ahmad Rahimahullah disebutkan tentang sabda Rasulullah :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالَ الرِّيَاءُ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ يَوْمَ تُجَازَى الْعِبَادُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ بِأَعْمَالِكُمْ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah ? Rasulullah bersabda, "Riya`, Allah 'Azza wa Jalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan di sisi mereka?" [HR. Ahmad: 22528]

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ فَمَنْ عَمِلَ لِي عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ غَيْرِي فَأَنَا مِنْهُ بَرِيءٌ وَهُوَ لِلَّذِي أَشْرَك

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda, "Allah 'Azza wa Jalla berfirman; 'Aku adalah Dzat yang tidak membutuhkan sekutu, maka barangsiapa mengerjakan suatu amalan dengan menyertakan sekutu selain diri-Ku, maka Aku berlepas diri darinya, dan ia milik sekutu yang disertakannya itu." [HR Ibnu Majah: 4192]

 

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَامَ مَقَامَ رِيَاءٍ وَسُمْعَةٍ رَايَا اللَّهُ تَعَالَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَسَمَّعَ

Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berdiri ditempat riya' dan sum'ah, Allah akan memperlihatkan dan menyiarkan aibnya pada hari kiamat." [HR Ahmad: 21290]

 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ

Rasulullah bersabda, "Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan pahala melainkan hanya rasa lapar dan berapa banyak orang yang shalat malam tidak mendapatkan apa-apa selain begadang." [HR Ibnu Majah: 1680]

Maksudnya jika puasa dan shalat dikerjakan bukan untuk Allah maka tidak ada pahalanya. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman 

{وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا} [الفرقان : 23]

Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Al Furqan: 23)

Maksudnya amal-amal yang dikerjakan untuk selain mengharapkan wajah Allah, Allah membatalkan pahalanya serta menjadikannya bagai debu yang berterbangan, yaitu debu yang dapat dilihat dari sebuah celah di mana cahaya matahari masuk melaluinya.

Para ahli hikmah ditanya tentang orang yang ikhlas, mereka menjawab, ''Yaitu yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya seperti halnya menyimpan keburukan-keburukannya."

Ada pula yang ditanya tentang puncak ikhlas, menjawab, "Hendaknya kamu tidak menyukai pujian dari manusia." Fudhail bin Iyadh berkata, "Meninggalkan amal karena manusia itu riya', sedangkan mengerjakannya karena mereka itu syirik. Ikhlas adalah apabila Allah menjagamu dari keduanya."

Ya Allah, jagalah kami dari keduanya dan ampunilah kami.

--------------------------------------------------------------------------

Mangambil faedah dari buku Imam Adz–Dzahabi: (Dosa-dosa besar – Penjabaran Tuntas 70 Dosa Besar Menurut Al Qur’an dan As Sunnah, Penerbit: Pustaka Arafah – Solo Cetakan V, Mei 2007)