TITIAN SALAF

"Syiarkan Sunnah, Kikis Bid'ah". Mencukupkan Diri Dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Mengikuti Pemahaman Generasi Terbaik Para Sahabat Radhiyallahu’anhum

Breaking

Jumat, 17 Mei 2019

Jumat, Mei 17, 2019

Malapetaka Akhir Zaman Semakin Merebak. Bagaimana Solusinya?


Banyak  sekali  jalan  keluar  dari  fitnah  dan  kemungkaran  yang  menghadang  kaum  muslimin  pada  zaman ini  yang  tidak  mungkin  disebutkan  satu  per  satu  di  sini.  Namun  kita  akan  sebutkan  satu  di  antaranya, yang  merupakan  solusi  utama  dan  asas  dalam  menanggulanginya.  Siapa  saja  yang  menemui  jalan  ini  ia pasti  termasuk  orang-orang  yang  selamat  dengan  izin  Allah  Subhanahu  wa  Ta'ala. 

Jalan  itu  adalah  menuntut  ilmu! 

Ilmu  merupakan  jalan  keselamatan  dari  fitnah-fitnah  tersebut.  Yaitu  ilmu  yang  benar  sebagai  faktor  utama penjamin  keselamatannya  dari  fitnah.  Setiap  orang  yang  mendapat  karunia  ilmu  maka  ia  berada  di  bawah naungan  cahaya  terang  yang  berfungsi  sebagai  alat  untuk  mengetahui  cara  selamat  dari  kebinasaan. 

Ilmu  yang  dimaksud  di  sini  adalah  ma'rifatullah  (mengenal  Allah  Subhanahu  wa  Ta'ala  dengan  dalil-dalil), memahami  syariat-Nya,  hak-hak-Nya,  hukum-hukum-Nya,  janji-janji  serta  ancaman  siksa-Nya.  Pertama kali  camkanlah  bahwa  engkau  adalah  hamba  Allah.  Engkau  tidak  diciptakan-Nya  secara  sia-sia. Ketahuilah  bahwa  Dia-lah  Rabb  yang  telah  menciptakan  engkau,  dan  Dia-lah  yang  mengatur  engkau. Renungilah  hal  itu  dengan  melihat  tanda-tanda  kebesaran-Nya  baik  yang  tersirat  maupun  yang  tersurat. Yakinilah  bahwa  Dialah  Allah  yang  mengatur  dan  memiliki  engkau,  yang  telah  mencurahkan  nikmat-nikmat-Nya  yang  tiada  terhingga  kepada  engkau. 

Dan  ketahuilah  bahwa  engkau  hanyalah  seorang  makhluk.  Milik  Sang  Pencipta  dan  Pemberi  rezeki.  Engkau  sangat  membutuhkan-Nya  setiap  saat.  Dan  engkau  telah  menikmati  nikmat-nikmat-Nya  yang  terus mengalir  tanpa  henti. 

Lalu  sadarilah  bahwa  Allah  Subhanahu  wa  Ta'ala  telah  membebani  engkau,  yaitu  dengan  perintah  dan larangan-Nya.  Dia  memerintahkan  dan  mewajibkan  engkau  beribadah  serta  melarang  dan memperingatkan  engkau  dari  perkara  haram  supaya  dijauhi.  Perkara-perkara  di  atas  wajib  engkau ketahui.  Pelajari  dan  tekunilah  karena  hal  itu  tidaklah  sulit,  bacalah  Al-Qur'an  dan  kitab-kitab  As-Sunnah seperti  Shahih  Al-Bukhari,  Muslim  dan  lainnya.  Di  sana  pasti  engkau  dapati  pelipur  lara  dan  obat  yang manjur  untuk  setiap  penyakit.  Di  sana  juga  engkau  dapati  kewajiban-kewajiban  ibadah  seperti  shalat, thaharah  (bersuci),  dan  rukun-rukun  Islam  lainnya.  Di  dalamnya  juga  terdapat  keterangan  bahwa  Allah Subhanahu  wa  Ta'ala  menjelaskan  perkara-perkara  mubah  yang  boleh  kita  nikmati  untuk  menyambung hidup,  dan  juga  menjelaskan  perkara-perkara  haram  dan  sejenisnya. 

Jika  hal  itu  sudah  engkau  fahami,  maka  selanjutnya  ketahuilah  bahwa  di  sana  ada  pahala  dan  siksa. Yaitu  bilamana  seorang  hamba  menjaga  kewajiban-kewajiban  ibadah  itu,  niscaya  Allah  akan  memberinya pahala.  Demikian  pula  bila  ia  menjauhi  perkara  haram  semata-mata  melaksanakan  perintah  Allah Subhanahu  wa  Ta'ala,  ia  akan  diberi  oleh-Nya  pahala  yang  besar.  Dan  sadarilah  bahwa  jika  ia melakukan  perkara  haram  itu  atau  menganggapnya  remeh  (menganggapnya  hal  biasa  sehingga dilanggarnya),  niscaya  Allah  akan  menyiksanya.  Apabila  ia  meninggalkan  kewajiban,  maka  Allah  akan menyiksanya  karena  itu.  Dan  siksaan  itu  ada  yang  disegerakan  ada  pula  yang  ditangguhkan, sebagaimana  juga  halnya  pahala. 

Bilamana  semua  itu  telah  engkau  resapi,  apakah  engkau  masih  berbuat  durhaka  kepada  Allah?  Apakah engkau  masih  bisa  terkicuh  lantas  berbuat  maksiat?  Maka  dari  itu,  pelajarilah  aqidah  yang  benar  agar engkau  tidak  tertipu  oleh  juru-juru  dakwah  yang  sesat,  para  ahli  bid'ah,  mu'tazilah  dan  lainnya.  Ketahuilah bahwa  aqidahmu  akan  senantiasa lurus  selama  engkau  mempelajari  aqidah  Ahlus  Sunnah  dan  berpegang teguh  dengannya.  Selanjutnya  setelah  engkau  mengetahui  perintah  dan  larangan  Allah  Subhanahu  wa Ta'ala,  pahala  dan  siksa-Nya,  janganlah  sekali-kali  engkau  terima  ajakan  yang  membuatmu  malas beribadah  dan  menjerumuskanmu  ke  dalam  perbuatan  haram.  Anggaplah  orang  yang  mengajak  itu sebagai  juru-juru  kesasatan  dan  fitnah,  yang  merupakan  cobaan  Allah  Subhanahu  wa  Ta'ala  terhadap orang-orang  jahil. 

Mengetahui  perkara-perkara  tersebut  merupakan  asas  dalam  meraih  keselamatan.  Demikianlah  terapi yang  sangat  gampang  dan  mudah.  Dan  alhamdulillah,  di  negara  kita  ini  sarana  dan  prasarana  menuntut ilmu  mudah  didapatkan. 

Sarana-sarana  itu  sebagai  berikut: 

Majlis-majlis  ilmu 

Banyak  sekali  majlis-majlis  ilmu  yang  diasuh  oleh  para  alim  ulama,  mereka  membacakan  kitab-kitab  ilmu di  sela-sela  waktu  kosong.  Engkau  dapat  mempelajari  aqidah,  hukum,  nasihat-nasihat  dan  ilmu-ilmu lainnya.  Jangan  terlalu  terpaku  dengan  pelajaranmu  di  sekolah  atau  madrasah  yang  hanya  diperoleh  dari guru  saja.  Karena  pada  umumnya  mereka  juga  tidak  memberikan  porsi  materi  pelajaran  yang  memadai. 

Rajin  bertanya 

Banyak  sekali  ulama-ulama  yang  dapat  engkau  hubungi  melalui  telepon  ataupun  bertatap  muka langsung,  supaya  engkau  dapat  memetik  ilmu  yang  bermanfaat  dan  benar  melalui  mereka.

Membaca  buku-buku  yang  bermanfaat 

Banyak  sekali  buku-buku  karangan  ahli  ilmu  yang  telah  dicetak  dan  direvisi.  Sehingga  terjaga  keakuratan dan  kevalidan  penisbatan  buku-buku  itu  kepada  penulis  aslinya.  Mereka  adalah  ulama  pewaris  nabi  yang dapat  dipegang  ucapannya.  Sandaran  mereka  adalah  Al-Qur'an  dan  As-Sunnah.  Engkau  dapat  memiliki buku-buku  tersebut  dan  dapat  engkau  baca  dan  telaah.  Dan  pergunakanlah  kitab-kitab  syarah  yang dapat  dipercaya  dan  steril  dari  bid'ah-bid'ah  untuk  membantu  memahaminya.  Dengan  demikian  aqidah dan  ilmu  yang  kamu  miliki  dapat  terjaga  dan  tidak  ternodai. 

Janganlah  engkau  campur  adukkan  ilmu  yang  benar  dengan  ilmu  yang  menyimpang.  Sebab  di  sana  banyak  sekali  beredar  buku-buku  ahli  bid'ah,  seperti  buku-buku  Syi'ah  Rafidhah,  Al-Asy'ariyah,  Mu'tazilah dan  lain-lain.  Buku-buku  tersebut  ciri-cirinya  sangat  jelas,  cukup  engkau  kenali  penulisnya,  apakah  ia seorang  syi'i  rafidhi  (penganut  paham  Syi'ah  Rafidhah),  atau  seorang  mu'tazili,  asy'ari  atau  yang  lainnya. Jauhilah  buku-buku  mereka  dan  jangan  sekali-kali  engkau  membacanya.  Jika  engkau  tidak  mengetahui buku  yang  harus  dibaca,  tanyakanlah  kepada  para  ulama,  buku  apa  saja  yang  harus  dibaca  dan  buku apa  saja  yang  harus  dijauhi.  Semoga  engkau  menjadi  seorang  yang  alim  tentang  Dienullah,  insya  Allah. Dengan  jalur  ilmu  itulah  engkau  akan  selamat  dari  segala  fitnah  dan  kehancuran.

Note:
Nasihat Syaikh  Abdullah  bin  Abdurrahman  Al-Jibrin Rahimahullah dalam bukunya yang sudah diterjemahkan oleh Yayasan Al-Sofwa dengan judul "MALAPETAKA  AKHIR  ZAMAN  DAN  CARA MENGATASINYA"

Bukunya dapat didownload di sini:

Selasa, 14 Mei 2019

Selasa, Mei 14, 2019

Perdukunan, salah satu malapetaka akhir zaman



Seiring dengan perkembangan teknologi fenomena kesyirikan juga berkembang mengikuti teknologi dan zaman. Banyak bermunculan dukun-dukun era modern berpenampilan bak ustadz dan kiyai memangsa masyarakat yang kurang memiliki bekal Aqidah.

Islam sudah memberikan WARNING, supaya jangan coba-coba mendatangi DUKUN, PARANORMAL, ahli FENG SHUI atau membaca ramalan bintang, horoskop, dan sejenisnya.

Pengecualian bagi mereka yang ingin mendakwahi dan menyadarkan dukun-dukun dan praktek yang semisal. 

Kenapa demikian!? 

Konsekuensi bagi orang yang mendatangi dukun, peramal, paranormal, "orang pintar" dan yang semisal (spt ramalan garis tangan, ramalan zodiak, horoskop, shio, feng shui, - baik media cetak maupun elektronik-) sangat fatal. Apa saja konsekuensinya? 

1. Datang + bertanya = 40 malam shalat tidak diterima 
2. Datang + bertanya + membenarkan = kafir terhadap (Al Qur'an) yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. 

Allah Ta’ala berfirman:

قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ

“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)

Dari sebagian para isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu dia bertanya kepadanya tentang suatu hal, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.” (HR. Muslim no. 2230)

Dari Abu Hurairah dan Al Hasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang dia katakan, maka dia telah kafir terhadap apa (Al-Qur`an) yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Ahmad no. 9171)

Dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha dia berkata;

سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَاسٌ عَنْ الْكُهَّانِ فَقَالَ لَيْسَ بِشَيْءٍ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَا أَحْيَانًا بِشَيْءٍ فَيَكُونُ حَقًّا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ الْحَقِّ يَخْطَفُهَا مِنْ الْجِنِّيِّ فَيَقُرُّهَا فِي أُذُنِ وَلِيِّهِ فَيَخْلِطُونَ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ

“Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai dukun-dukun, lalu beliau menjawab: “Mereka (para dukun) bukanlah apa-apa.” Mereka berkata: “Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka ceritakan adalah benar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perkataan yang nyata (benar) itu adalah perkataan yang dicuri oleh jin, kemudian dia membisikkannya ke telinga walinya (dukun) lalu mereka mencampuradukkan bersama kebenaran itu dengan seratus kedustaan.” (HR. Al-Bukhari no. 5762 dan Muslim no. 2228)

Maka sudah selayaknya bagi seorang muslim membentengi keluarganya dari bahaya kesyirikan dalam bentuk perdukunan, ramal meramal, bimbingan spiritual dari paranormal dan lain-lain. 

Anak-anak juga harus dicegah dari membaca ramalan bintang, horoskop yang sering dimuat di tabloid mingguan, koran, ataupun yang ditampilkan di media elektronik. Walaupun mereka menganggap hal tersebut sebagai hiburan saja. 

Dalil-dalil yang dikemukakan di atas sudah sangat jelas memberikan peringatan, melarang disertai ancaman sekalipun hanya datang (membaca) karena penasaran tanpa bermaksud mempercayainya. 

Semoga Allah Azza Wajalla memberi petunjuk kepada kita semua. 


Sabtu, 04 Mei 2019

Sabtu, Mei 04, 2019

Ketika Rasulullah Shallallahu‘alaihi Wasallam Dihina Dan Direndahkan


Sesungguhnya orang-orang kafir menghina Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau masih hidup.

Mereka mengatakan (bahwa beliau adalah) seorang tukang sihir
Mereka mengatakan (bahwa beliau adalah) orang gila
Mereka mengatakan (bahwa beliau adalah) seorang dukun
Mereka mengatakan (bahwa beliau adalah) seorang pendusta
Mereka mengatakan (bahwa beliau adalah) seorang yang terputus keturunannya
Mereka mengatakan (bahwa beliau adalah) orang yang hina
Mereka mengatakan (bahwa beliau adalah) seorang penyair
Mereka mengatakan … Mereka mengatakan … Mereka mengatakan …

Dan orang-orang kafir terus-menerus menghina dan merendahkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Lalu apakah hasilnya? Hal itu tidaklah menimbulkan mudharat bagi beliau sedikit pun …

Pada hari ini, celaan dan hinaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu pun terulang kembali. Demi Allah, demi Allah, dan demi Allah, hal itu tidaklah menimbulkan mudharat bagi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sedikit pun. Dan hal itu tidaklah menurunkan kedudukan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sedikit pun.

Justru mereka yang menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam kebinasaan dan menyegerakan turunnya hukuman kepada mereka dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bukankah Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ

“Sesungguhnya kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu)” (QS. Al-Hijr [15]: 95)

Dan juga berfirman,

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka menakut-nakutimu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.”(QS. Az-Zumar [39]: 36)

Janganlah Engkau bersedih, janganlah Engkau khawatir atas apa yang dilakukan oleh orang-orang kafir yang jahat itu.

Bukankah sudah cukup bagi kita, yaitu jaminan dari Allah Ta’ala yang senantiasa melindungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari orang-orang yang mengolok-olok beliau.

Demi Allah, sesungguhnya perbuatan mereka (orang-orang kafir) itu tidaklah menambah bagi diri kita kecuali kita semakin berpegang teguh dengan Sunnah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjadikan beliau sebagai teladan hidup kita dengan sebenar-benarnya, bukan hanya sebatas pengakuan (klaim) semata. Dan juga (menjadikan kita semakin istiqomah) untuk berjalan di atas jalan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaksanakan perintah-perintahnya, baik secara lahir dan batin sesuai dengan kemampuan kita.
Kecintaan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya sebatas ucapan dan klaim semata. (Yaitu) Engkau melaksanakan banyak ajaran (sunnah) Nabi dengan penuh semangat dan antusiasme yang tinggi dalam satu atau dua hari atau satu minggu, dan setelah itu hilang (ditinggalkan) semuanya!!!! [1, 2].

Selesai diterjemahkan di Lab EMC Rotterdam NL, ba’da ashar, 29 Rabiul Awwal 1346

Penerjemah: M. Saifudin Hakim