TITIAN SALAF

"Syiarkan Sunnah, Kikis Bid'ah". Mencukupkan Diri Dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Mengikuti Pemahaman Generasi Terbaik Para Sahabat Radhiyallahu’anhum

Breaking

Jumat, 02 September 2016

Jumat, September 02, 2016

Aqidah Islamiyah Berdasarkan Al Qur'an dan Hadits Shahih - (Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu) Bab 1 -3

I. RUKUN ISLAM

Pertanyaan 1. Malaikat Jibril bertanya: “Muhammad jelaskan kepadaku tentang Islam.”

Jawab. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam  menjawab, Islam adalah:
  1. Bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah, yang tidak ada sekutu baginya, dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. (dan itu berarti Muhammad diutus oleh Allah untuk menyampaikan Agama-Nya), 
  2. Mendirikan shalat (yang dikerjakan secara benar dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati),
  1. Membayar zakat [1]
  2. Berpuasa (tidak makan, minum dan berhubungan suami-istri sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari) selama bulan Ramadhan,
  3. Dan melaksanakan ibadah haji (melakukan perjalanan ke rumah Allah – masjidil haram di Mekah) jika mampu.
(HR. Muslim)

[1]. Sejumlah tertentu harta dari barang-barang yang sudah terkena wajib zakat dari seorang muslim yang dibayarkan setiap tahun untuk diberikan kepada mereka yang miskin di lingkungan masyarakat. Pembayaran zakat merupakan kewajiban karena ia adalah salah satu rukun islam. Zakat merupakan metode utama perekonomian untuk menciptakan keadilan sosial dan membawa masyarakat muslim menuju kemakmuran dan keamanan [lihat Shahih Al-Bukhari, Vol. 2, Kitab Zakat (24)].


II. RUKUN IMAN

Pertanyaan 1. Jibril bertanya: “Beritahukan kepadaku tentang iman.”

Jawab. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam  menjawab, Iman adalah percaya kepada:
  1. Allah
    [bahwa Dia adalah pencipta dan hanya Dia yang berhak untuk disembah, dan bahwa Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat-Nya (yang mengacu kepada Qur’an dan Sunnah), dan bahwa:
“… Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. dan Dia adalah yang Maha mendengar, Maha melihat.” (QS. 42:11)
  1. Malaikat-Malaikat-Nya
    (Makhluk-makhluk yang diciptakan oleh Allah dari cahaya yang tidak dapat kita lihat, dan mereka melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan kepada mereka)
  2. Kitab-kitab suci-Nya.
    (Taurat/torah, Injil/gospel, Zabur/psalms dan Qur’an yang al Qur’an ini membenarkan dan melengkapi kitab-kitab sebelumnya)
  3. Rasul-rasul-Nya
    (Mereka adalah para nabi yang dikirim kepada umat manusia). Rasul yang pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad (semoga keselamatan dicurahkan kepada mereka semua)
  4. Hari akhir
    (Yaitu hari kebangkitan ketika seluruh umat manusia akan diadili untuk semua yang telah mereka lakukan selama hidup)
  5. Dan beriman kepada Qadar Allah baik yang baik dan yang buruk.
    (Yaitu berserah diri dengan takdir yang telah ditentukan Allah kepada kita, sembari berhati-hati dan mencari penyebab yang benar menuju tujuan yang diinginkan)
(HR. Muslim)


III. KEWAJIBAN MANUSIA KEPADA ALLAH

Pertanyaan 1. Mengapa Allah menciptakan kita?

Jawab. Allah telah menciptakan kita supaya kita menyembah-Nya saja dan tidak menyembah apapun selain-Nya. Dalilnya adalah firman Allah:

“Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. 51:56)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam  bersabda:
حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Hak Allah atas para hamba-Nya adalah supaya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari – Muslim)

Pertanyaan 2. Apakah ibadah itu?

Jawab. Ibadah adalah istilah komprehensif yang meliputi semua ucapan dan tindakan yang diterima oleh Allah; misalnya doa, shalat, berdzikir, dan sebagainya. Sebagaimana firman Allah:

“Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. 6:162)
Rasulullah r bersabda bahwa Allah berfirman:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
“Dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan.” (HR. Bukhari)

Pertanyaan 3. Bagaimana kita menyembah Allah?

Jawab. Kita menyembah Allah sesuai yang Allah dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam  telah perintahkan, sebagaimana firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada ALLAH dan taatlah kepada Rasul, dan janganlah kamu merusakkan segala amalmu.” (QS. 47:33)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia tertolak.” (HR. Muslim)

Pertanyaan 4. Haruskah kita menyembah Allah dengan perasaan takut dan mengharap?

Jawab. Ya, begitulah cara kita menyembah Allah sebagaimana yang telah diperintahkan kepada hamba-Nya:

“… Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap…” (QS. 7:56)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam  bersabda:
أَسْأَلُ اللَّهَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِهِ مِنْ النَّارِ
“Aku memohon surga kepada Allah, dan berlindung kepada-Nya dari api neraka.” (HR. Abu Dawud)

Pertanyaan 5. Apakah yang dimaksud dengan ihsan (kesempurnaan beribadah)?

Jawab. Ihsan (kesempurnaan beribadah) adalah ketika seorang hamba senantiasa mengingat Allah dalam ibadahnya, sebagaimana firman Allah:

Yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk shalat), dan (melihat) perubahan gerakan badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (QS. 26: 218, 219)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam  bersabda:
الْإِحْسَانِ : أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Ihsan (kesempurnaan beribadah) adalah menyembah Allah SWT seolah-olah engkau melihatNya, (dan jika engkau tidak mampu khusyuk melaksanakannya) sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR. Muslim)

Silakan unduh buku lengkapnya di link ini:

Aqidah Islamiyah Berdasarkan Al Qur'an dan Hadits Shahih